Jangan Pernah Merencanakan Kelahiran Caesar

Baru-baru ini sebuah penelitian yang dimuat di The American Journal of Obstretric and Gynecology melaporkan bahwa bayi yang dilahirkan dengan pertolongan bedah caesar yang direncanakan berisiko tinggi mengalami gangguan kesehatan dibandingkan dengan bayi yang dilahirkan secara alami.

"Para pakar kesehatan menemukan bahwa saat ini kelahiran melalui bedah caesar di dunia semakin meningkat. Kondisi ini kini tengah menjadi perdebatan," kata Dr Toril Kolas dari Rumah Sakit Innlandet, Lillehammer, Norwegia.

Penelitian ini mengambil data persalinan dan kelahiran dalam periode enam bulan pada tahun 2005 dari seluruh kota di Norwegia. Dari 18.653 kelahiran yang tercatat, 17.828 ibu melahirkan secara alami dan 825 melahirkan melalui bedah caesar. Dari data tersebut angka pengiriman ke unit perawatan intensif untuk melahirkan secara alami mencapai 5,2%,lebih rendah dibandingkan melahirkan melalui bedah caesar yang mencapai
9,8%. Sedangkan gangguan kesehatan pada bayi yang lahir alami hanya 0,8% lebih rendah dibandingkan bayi yang dilahirkan melalui bedah caesar,yang mencapai 1,6%.

"Perkembangan mental anak yang dilahirkan normal atau alami lebih baik dibandingkan mereka yang dilahirkan melalui bedah caesar di berbagai situasi," ujar Dr Toril.

Menurutnya, yang paling penting dari hasil penelitian ini adalah pembatasan kelahiran yang direncanakan melalui bedah caesar dengan alasan apapun. Biar bagaimanapun bedah caesar hanya boleh dilakukan dengan alasan medis dan sebagai jalan terakhir yang harus ditempuh oleh dokter. Ibu hamil harus yakin bahwa kelahiran secara alami akan lebih baik bagi ibu dan anaknya kelak.

"Ketika bedah caesar dipilih, operasinya harus sedekat mungkin dengan
kondisi akan melahirkan," ujar Dr Toril.

No comments: