Rasa bangga dan cinta terhadap Indonesia selalu akan hadir di setiap napasku dan juga akan mengalir terus sampai anak cucuku selamanya....
Tulisan dibawah ini adalah potongan artikel di Koran tempo yg dibahas teman2 di milis Smandel 90, krn rasa bangga kami untuk teman kami dari SMA 8 Jakarta angkatan 90 Eko Fajar,dan Safitri Istrinya. Buat Eko dan Safitri semoga menjadi inspirasi buat kita semua...salut buat kalian.
......
Upaya “mencetak” ilmuwan dan mengaplikasikan teknologi baru juga dilakukan Eko Fajar Nurprasetyo dan Eniya Lestiyani Dewi. Eko Fajar menyelesaikan program strata satu hingga tiga di Kyushu University, Jepang. Pada 2001, dia memperoleh gelar doktor di bidang ilmu komputer dengan disertasi “Research on Soft-Core Processors for Embedded System Design”. Kemudian dia bekerja sebagai peneliti di perusahaan Sony LSI, Jepang.
Kariernya melesat. Sejak 2004 sampai 2006, Eko Fajar terpilih menjadi Distinguished Senior Engineer di Sony Semiconductor. Think tank beranggotakan 40 karyawan ini bertugas merumuskan teknologi masa depan yang harus dikembangkan perusahaan. Dari 40 anggota, hanya Eko yang bukan warga negara Jepang. Selain itu, dia yang paling muda—ketika itu berusia 33 tahun.
Pada 2006, Eko Fajar keluar dari Sony dan kembali ke Tanah Air. Pilihan yang sulit. Maklum, fasilitas yang diberikan perusahaan sangat banyak sehingga dia memiliki apartemen. Selain itu, sang istri mempunyai usaha di Negeri Matahari Terbit. Tapi dia memilih tetap pulang. Dia ingin menjaga sang bunda, karena dua saudara kandungnya tinggal di luar negeri. Eko juga ingin mendidik anak-anaknya dengan lingkungan dan kultur Indonesia.
Alasan lain adalah idealisme. “Desain semikonduktor yang saya buat cuma dinikmati orang Jepang,” kata Eko Fajar. Di sisi lain, belum ada perusahaan Indonesia yang merancang semikonduktor. Yang ada, ujarnya, hanya membuat bungkus integrated circuit (IC) atau chip. Itulah sebabnya, pada 2006 dia mendirikan Versatile Silicon Technologies di Bandung. Perusahaan ini merupakan IC design house pertama di Indonesia.
Belasan chip sudah dihasilkan untuk pasar luar negeri, mulai chip bar code record hingga untuk mengontrol power alat cukur jenggot dan komputer. Ada 40 pegawai tetap di perusahaannya. Selain itu, Versatile Silicon Technologies menerima mahasiswa Institut Teknologi Bandung yang magang atau menyelesaikan tugas akhir. Pada 2008, dia bergabung dalam perusahaan Xirka untuk membuat chip proyek Wi- MAX Indonesia. Pekan lalu, chip itu diluncurkan menjadi satu-satunya di Asia Tenggara. Chip lokal ini bakal bersaing dengan chip buatan Prancis, Amerika, Jepang, dan Taiwan.
Sumber :
http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/08/18/Laporan_Khusus/krn.20090818.174157.id.html
No comments:
Post a Comment