Sopan santun alias tata krama merupakan kesadaran yang sensitif atas perasaan orang lain.
Jika kita memiliki kesadaran tersebut, berarti kita memiliki sopan santun yang baik. Di sisi lain, peraturan di dunia ini adalah kesadaran. Anak usia 1,5 tahun mulai bisa mengerti, orang lain mempunyai perasaan seperti halnya dirinya. Nah, inilah saat yang tepat untuk memulai mendidik anak mengenai sopan santun atau dengan kata lain mengajarkan padanya mengenai perasaan orang lain.
Jelas, hal ini lebih mudah diucapkan dibanding pelaksanaannya. Tapi jangan buru-buru putus asa. Kita bisa, kok, melatih si kecil. Apalagi jika Anda sudah mencamkan dengan baik hal-hal berikut ini di benak Anda, dan juga si kecil, sebelum melatihnya bertata krama.
1. KEBIASAAN BAIK
Bertindak sopan merupakan sebuah kewajiban dalam hidup dan harus terus dilakukan. Jadi, bukan sekadar perilaku tambahan pada acara perkawinan atau saat anak berada di restoran. Oleh karenanya, sangat penting untuk mengenalkan dan mendidik sedini mungkin sehingga anak merasakan hal itu sebagai sesuatu yang wajar, yang otomatis dilakukan, di mana pun dia berada.
2. MENDUKUNG SOSIALISASI
Dengan "modal" sopan santun yang baik, anak akan lebih mudah bersosialisasi. Anak-anak yang tidak belajar bersosialisasi sejak usia dini akan tumbuh menjadi anak yang berperangai sulit. Tingkah lakunya yang tak sopan, membuat orang tua malu. Misalnya, ketika ia mendorong temannya, ia tak mau mengatakan, "Maaf." Juga tak mau atau tidak tahu caranya bagaimana harus berbagi dengan teman, menanti giliran, dan tata krama umum lainnya.
Sebaiknya jangan masukkan anak ke taman bermain jika dia belum terbiasa dengan sopan santun. Menerjunkan anak ke dunia tanpa mengetahui tata krama sosial, sama dengan menjebloskan anak ke dalam lubang masalah.
3. PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
Ya, belajar tata krama bukan seperti kursus yang memiliki jadwal khusus sekian jam per hari lalu selesai dalam 2-3 bulan. Sebaliknya, diperlukan waktu yang lumayan lama untuk menguasainya dan harus terus-menerus dipelajari.
Untuk mengenalkan satu keterampilan sosial, semisal mengucapkan "terima kasih", mungkin bisa "ditargetkan" dalam waktu sebulan. Tekankan pada si kecil yang sudah berusia 2 tahun untuk ta pernah lupa menghaturkan "terima kasih" setiap kali mendapat atau menerima sesuatu, dari siapa saja. Beri pengertian, hal itu merupakan cara kita menghargai orang lain, mengerti satu sama lain, dan perbuatan itu menyenangkan bagi semua pihak. Jangan lupa untuk terus "mengecek" anak, apakah ia sudah melakukannya mengingat anak usia ini sudah mulai suka membantah, tak mau menuruti perkataan orang tua.
4. BERI CONTOH
Sebagai orang tua, jadilah teladan yang baik. Berarti, jika meminta pasangan mengambilkan sesuatu, selalu dengan didahului kata "Tolong" dan diakhiri dengan kata "Terima kasih."
Tak hanya itu! Hindari pula mengeluarkan kata-kata kasar dalam keadaan apa pun juga. Perilaku dan tata krama yang baik harus selalu dilakukan kapan saja, di mana saja, pada siapa saja, dan berikan selalu contoh yang baik di depan anak-anak.
5. KONSISTEN
Bertindak atau menerapkan perilaku atau tata krama yang baik membutuhkan banyak latihan dan kemauan. Jadi, Anda dan pasangan harus saling sadar bertindak dengan tata krama yang baik pula. Misalnya, Anda atau pasangan punya kebiasaan tak menghabiskan makanan di piring sementara Anda menuntut si kecil harus selalu menghabiskan makanannya. Nah, melihat contoh yang ada di depan matanya, jangan heran kalau anak jadi bingung, mana yang harus diikutinya.
6 YANG WAJIB
1. TOLONG
Kata ini sudah mulai bisa diajarkan sejak anak berusia 1,5 tahun. Biasakan untuk "mengharuskannya" mengatakan "Tolong" jika menginginkan sesuatu.
Jangan lupa beri anak contoh. Setiap kali minta bantuan suami, pembantu, atau siapa saja, jangan pernah lupa mengawalinya dengan kata, "Tolong."
2. TERIMA KASIH
Anak usia 18 bulan mungkin sudah dapat mengucapkan kata-kata (meski masih cadel) dan tidak atau belum dapat menangkap arti kata yang sesungguhnya. Baru di saat berumur 2,5 tahun, anak dapat menghubungkan antara kata dan konsep arti.
Jika pada usia itu ia belum memiliki kebiasaan baik, didik dan biasakan anak untuk mengucapkan, "Terima kasih" jika menerima sesuatu dari orang lain. Katakan padanya, "Ayo, harus bilang apa kalau dapat hadiah atau makanan?"
3. BERBAGI
Anak usia 2 tahunan mulai mengerti konsep atau arti berbagi, menunggu giliran, walaupun mungkin dia tidak senang melakukannya!
Nah, dorong anak untuk mau berbagi dengan teman-temannya saat mereka sedang bermain. Misalnya, dengan memberikan mainan yang sama dan menawarkan satu kepada temannya.
4. MAAF
Apa yang bisa diharapkan dari balita usia 1,5 tahun yang pengertiannya masih sangat mendasar? Dia pasti benar-benar sulit untuk mengerti, kenapa dia harus minta maaf. Tapi setelah dia berumur 2,5 - 3 tahun, dia akan mengerti konsep tersebut meski masih sangat sempit.
Jika ia merebut mainan temannya, misalnya, beri pengertian padanya sambil bermain, bahwa tingkah lakunya salah dan harus minta maaf.
5. DI MEJA MAKAN
Anak umur 3 tahun sudah dapat makan dengan sendok dan garpu dan duduk manis di kursi di depan meja makan selama 15-20 menit. Ia juga sudah mampu membersihkan mulutnya dengan serbet/tisu jika ada makanan menempel/tercecer di mulutnya.
Untuk melatihnya, selama masa balita, beri anak makanan dengan porsi kecil, jangan dengan piring ceper, dan semangati anak untuk menggunakan alat-alat makan yang diperlukannya. Didik anak untuk tidak memainkan atau membuang makanan yang kebetulan tidak disukainya atau karena kebanyakan. Katakan padanya, "Kita tidak boleh membuang-buang makanan." Ajarkan pula, jika ditawari untuk menambah makanan, ia harus menjawab, "Ya, terima kasih", atau "Tidak, sudah cukup. Terima kasih." (Tabloid Nova)
No comments:
Post a Comment