Day Care

From: Faoziah, Dina
To: sehat@yahoogroups.com
Sent: Saturday, March 10, 2007 10:28 PM
Subject: [sehat] Re: Daycare

Moshi moshi...

Saya termasuk yang sangat diuntungkan dengan daycare. Kalo Luna nggak dititipkan di
daycare, mungkin tesis saya nggak akan kelar tepat waktu dan saya mungkin jadi
'pengangguran' sekarang, hehehe...

Sekedar bercerita, melengkapi cerita Wati-sensei, hehehe... :-D

Daycare di Jepang rata2 dibagi menjadi 3-5 kelas: kelas 0 tahun (untuk anak2 berumur di
bawah 1 tahun, tapi kadang2 sampai umur 1 tahun 2 bulan masih masuk kategori ini),
kelas 1, dst. Semua mendapat ruang sendiri2. Dan salah satu daycare yang sempat saya
lihat, masing2 kelas juga punya dapur sendiri2.

Untuk menjadi daycare yg berstatus diakui pemerintah nggak mudah (sebenarnya status
ini pun masih dibagi2 lagi menjadi beberapa tingkat, nggak perlu lah dibahas di sini).
Mulai dari perbandingan jumlah anak dengan staf daycare, luas ruangan (ada aturan
khusus, 1 anak 'berhak' mendapatkan sekian m2 ruang untuk beraktivitas), sampai ada/
tidaknya halaman (untuk main2 di luar).

Sebelum masuk, banyak isian di formulir yang harus saya isi. Misalnya, ritme anak sehari2
(mulai dari bangun, minum susu, makan, tidur siang, dst...sampai tidur lagi), cara
menidurkan anak (misalnya harus ngedot dulu, ngemut jempol, digendong, dll), mainan
apa yg disukai anak, bagaimana sifat anak, dll. Itu yang terkait anak. Yg umum, nomor
darurat yg bisa dihubungi, peta dari rumah sampai daycare, tempat kerja/sekolah orang
tua si anak, dst. Isian terkait anak sangat penting, karena mereka akan menyesuaikan
perlakuan ke masing2 anak.

Sebagian SPs mungkin juga mempraktekkan buku harian anak. Nah, di daycare, buku
harian ini wajib hukumnya. Jam sekian bangun, jam sekian minum, jam sekian jalan2 di
luar, jam sekian makan, jam sekian tidur siang, dst. Makan dan minum juga ditulis
sedetil2nya. Misalnya, makan berupa bubur nasi + wortel 100 gram, ikan 20 gram, sayur
bayam 50 gram. Dari yang disediakan itu, yang dimakan oleh anak berapa banyak
(misalnya habis semua, 2/3, atau cuma sekian suap, dll). Minum juga gitu, jelas berapa ml.
Misalnya jam sekian dikasih minum tapi anak gak mau minum, akan tetep ditulis (mis, jam
4... 0 ml). Jadi kita betul2 tahu anak makan apa dan seberapa banyak dia makan.

Belum lagi 'bonus' komentar di buku harian itu, misalnya hari ini Luna kelihatan
bersemangat & banyak main, Luna waktu jalan2 lihat2 pemandangan dg asyiknya, dll. Dan
juga sebaliknya, misalnya hari ini banyak nangis, hari ini muntah, muntahnya banyak atau
nggak, dll. Ini yang saya suka: kejujuran. Jadi kita tahu bagaimana setelah pulang kita
memperlakukan anak kita sendiri.

Menu bulan tersebut sudah kita ketahui di awal bulan. Kalau ada yang kurang pas dg
kondisi, bisa dinegosiasikan. Snack2 juga buatan sendiri: kue khas Jepang (untuk kelas2
atas), buah2an, dll. Kokinya juga khusus, mereka menyebutnya sebagai ahli gizi.

Semua kelas punya jadwal yang teratur. Selain jalan2 di luar/main2 di halaman, untuk
kelas atas misalnya, jam sekian ada nyanyi2 bersama dengan iringan piano staf daycare
(makanya di setiap daycare pasti ada yg bisa main musik). Saya pernah mendatangi
sebuah daycare siang2, di kelas 0 itu semua anak (kira2 10 anak) sedang tidur siang
semua. Sepertinya sudah terpola. Sementara anak2 tidur, staf2nya (semua dipanggil
'sensei', panggilan untuk menghormati guru, dokter, dll) sedang membuat prakarya2 kecil.
Di dinding banyak tertempel foto2 kegiatan mereka, bahkan ada foto setiap anak yg lagi
tidur. Lucunya :-D

Persiapan setiap pagi sebelum menitipkan Luna di daycare ini cukup heboh juga. Misalnya,
harus bawa pakaian sekian helai, popok sekian lembar, bib, apron, plastik buat baju kotor
dan popok kotor, dll. Ntar kalo udah kelas 1 wajib bawa sepatu buat main2 di luar.

Oya, semua daycare negeri atau swasta, status diakui atau belum diakui, harus terdaftar di
kantor pemerintah daerah. Nama anak2 yang dititipkan di situ pun wajib diberikan kepada
pemerintah. Saya kira ini salah satu bentuk pengawasan pemerintah kalau terjadi apa2.

Dan di sini seorang anak tidak bisa serta-merta dititipkan dari pagi sampai sore sejak hari
pertama. Ada proses penyesuaian, dan semua orang tua yg menitipkan anaknya harus
mengikuti ketentuan ini. Misalnya, hari pertama cuma 2 jam, hari kedua 3 jam, dst sambil
melihat sikon. Maka semua orang tua harus siap2 menjemput kalau diminta di hari2
pertama ini. Ketika sudah berjalan, siap2 menjemput juga untuk hal2 khusus, misalnya
kalau suhu badan anak di atas 38 derajat, sekian jam nggak mau makan-minum sama
sekali, dst.

Risiko menitipkan anak bukan tidak ada. Common diseases yg menular gampang
menyebar. SPs lebih mahir lah soal ini. Kalau penyakit yang agak 'luar biasa', ada
pengumuman melalui surat. Saya barusan dapat pengumuman, "Ada anak yang kena cacar
air. Dengan memperhitungkan masa inkubasi, jika anak Anda tertular, kemungkinan akan
muncul antara tanggal sekian sampai tanggal sekian."

Yang saya rasakan setelah menitipkan Luna di daycare: sekarang Luna lebih sosial, nggak
takut sama orang baru. Luna memang baru 10 bulan, tapi saya yakin sifat2 anak sudah
terbentuk sejak dini.

Udah ah, kepanjangan :-D

salam kompak,
--Dina

1 comment:

Unknown said...

Salam Mba Dina, kenalkan saya Yola. Hebat banget bawa Luna yg belum 1 tahun ke negeri Sakura 😊 susah ngga mba untuk daftar Hoikuen-nya karna saya dengar, semakin muda kuota semakin sedikit. Kira2 dibutuhkan ancang2 brp lama? Saya berencana lanjut phd di jepang mba.. :) terima kasih. Andai berkenan saya mau banget diskusi japri di nonakelinci@gmail.com hehe